puisi sepi perantau

puisi sepi perantau

Pohon Tin itu mengingatkan daku
Sebatang pohon di desa
Tempat ku berteduh
Daripada teriknya sinar mentari
Ku bina ukhuwah di bawahnya
Bersama mereka membuatku bahagia

Namun kini aku di perantauan
Ku belajar erti kesepian
Baru terasa peritnya berjauhan
Teman-teman ku rindukan
Kegembiraan ku tinggalkan
Kebahagian ku korbankan
Kecintaan ku dambakan

Tidak sama di sini dan di sana
Banyak yang aku temui di sini
Yang tidak aku temui di sana
Kerakusan manusia mencengkam jiwa
Kebencian menguasai diri
Ketamakan menggilakan hati
Kepentingan hanyalah untuk diri
Kezaliman di canang merata-riti
Kebahagiaan seperti tiada lagi

Yang petah berkata-kata
Ilmunya tidak kemana
Seperti gendang kosong dipalu
Kuat bunyinya
Namun kadang-kadang sakit hati mendengarnya

Yang rajin dirinya
Tampil diri kerana nama
Hanyut dek arus pujian
Sering terbawa resmi ayam
Bertelur sebiji riuh sepekan

Yang hanya tahu mengeji
Hakikatnya iri hati
Tidak pandai berbudi
Atau mungkin terlupa barangkali
Akan kekurangan diri

Yang bersikap sinis
Menegur memberi nasihat
Namun diri sendiri masih berkarat
Kononnya akulah berserban berketayap
Di depan bagaikan malaikat
Namun di belakang kuat mengumpat
Kerana itulah aku keseorangan
Menyepi untuk ketenangan
Merindukan kenangan-kenangan
Beginilah waktu ditelan zaman
Menjadi perantau yang kesepian….